Para perajin baju batik anak di Kampung Batik Laweyan, Solo, membuat tulisan Alquran dengan cara menggunakan canting, layaknya membatik di atas kain mori. Cara itu tergolong jarang dilakukan, karena selama ini Alquran selalu ditulis dalam bentuk kitab di atas media kertas, atau kaligrafi.
Seluruh proses pengerjaan batik Alquran ini dipusatkan di Batik Mahkota, Kelurahan/Kecamatan Laweyan, Solo. Pembuatan Alquran batik ini diklaim sebagai pertama di dunia. Proses pengerjaannya juga tergolong sangat rumit. Dibutuhkan kerja keras tim dan ketelitian. Sebab, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah memerintahkan Alquran batik ditulis dengan benar dan tidak boleh ada kesalahan sedikit pun.
"Proses pembuatan batik Alquran ini terbilang berat. Diperlukan koreksi berulang-ulang dan ketelitian. Majelis Ulama Indonesia sudah menginstruksikan agar tidak ada kesalahan," kata pemilik Batik Mahkota Laweyan, Alpha Fabela Priyatmono, Jumat (10/6).
Alpha mengatakan, pemilihan motif saat ini bercorak batik Jawa. Namun, lanjut dia, ke depan bukan tak mungkin motif batik dari berbagai daerah menjadi penghias Alquran batik ini. Pembuatan Alquran batik ini, kata Alpha, akan melibatkan ratusan perajin batik di Kota Solo. Selain menulis, para perajin itu sekaligus akan membaca Alquran dengan sendirinya.
"Pembuatan Alquran batik ini sudah kami mulai pada awal Mei lalu. Kami mulai menulis dari Juz ke-30. Dua tahun ke depan diharapkan bisa selesai penulisannya. Nantinya akan kami luncurkan ke publik dan kita pamerkan kepada dunia sebagai salah satu khazanah kekayaan Indonesia," ujar pria yang juga ketua paguyuban Kampung Batik Laweyan Solo ini.
Pantauan di lapangan, proses penulisan dan mencanting sedang berlangsung. Seorang pemuda bernama M Taufan bertugas mengkoreksi ayat Alquran. Dia terlihat sesekali menuliskan tasykil (tanda baca) yang kurang, atau tasydid (tanda baca) yang kurang tebal dengan pensil 2B, dengan patokan sebuah Alquran kecil di sampingnya.
Hasilnya kemudian diberikan kepada rekannya yang bertugas melakukan proses pengeblatan. Usai dikoreksi, kain sudah berpola Alquran dikerjakan oleh para pembatik. Usai proses pencantingan, kain kemudian dikeringkan dan dikoreksi dimulai lagi.
Alfa menuturkan ada beberapa kesulitan proses pembuatan batik Alquran ini. Yakni pada tahap menulis huruf Arab, mengkoreksi, dan membatik. Saat ini, lanjut dia, pengerjaan Alquran batik memang dilakukan oleh anak buahnya. Namun nantinya akan dibantu oleh perajin model baju batik anak lainnya di Kota Solo.
No comments:
Post a Comment